Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memuntahkan awan panas guguran pada Selasa (2/3/2021) pagi.
Awan panas guguran ini meluncur dengan jarak kurang lebih 4.500 meter ke arah timur tenggara. Sedangkan tinggi kolom abu vulkanik diketahui mencapai 5.000 meter.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 07.15 WIB, tetapi peningkatan aktivitas ini dilaporkan sudah berhenti. Awan panas guguran terakhir terpantau sekitar pukul 08.36 WIB.
Aktivitas meningkat
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Nia Haerani mengatakan, aktivitas guguran awan panas sudah mulai muncul pada pukul 06.42 WIB.
Erupsi disertai dengan luncuran awan panas guguran sebanyak 13 kali dengan jarak luncur 2.000-5.000 meter.
"Terjadi 13 awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000-5.000 meter ke arah tenggara-timur," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Badan Geologi dan PVMBG Armen Putra.
Aktivitas gunung ini memang meningkat sejak pagi tadi, ditandai dengan awan panas guguran, akan tetapi aktivitas sejenis dilaporkan telah berhenti.
Waspada potensi bahaya
Aktivitas dari Gunung Sinabung sendiri sudah menurun hingga saat ini, akan tetapi terdapat sejumlah potensi bahaya yang harus tetap diwaspadai.
Seperti kemungkinkan kembali terjadi erupsi eksplosif, guguran awan panas, batuan, maupun lava pijar.
Nia menjelaskan, ancaman bahaya sebaran material awan panas guguran, dan guguran batuan meliputi sektor selatan, timur hingga tenggara dalam radius 4 - 5 km.
Sedangkan sebaran material erupsi berukuran abu bisa tersebar lebih jauh, tergantung arah dan kecepatan angin.
Sementara untuk lahar, diperkirakan akan mengalir di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung, terutama jika terjadi curah hujan yang tinggi.
Saat ini, Gunung Sinabung masih berada di Level III atau Siaga sejak 20 Mei 2019.
Melihat kondisi Gunung Sinabung saat ini, PVMBG merekomendaskkan sejumlah hal, yakni:
1. Masyarakat maupun wisatawan dilarang beraktivitas di desa-desa dalam radius 3 km dari puncak, 4 km di sektor timur-utara, 5 km untuk sektor selatan-timur.
2. Apabila terjadi hujan abu,masyarakat diimbau menggunakan masker saat keluar rumah untuk mengurangi dampak gangguan kesehatan yang bisa terjadi.
3. Terkait abu, masyarakat juga diimbau mengamankan sarana air bersih, seperti sumur, dan membersihkan atap rumah. Jika abu terlalu tebal, dikhawatirkan dapat memicu terjadinya bangunan roboh.
4.Masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai yang berhulu di Sinabung diimbau selalu waspada akan kemungkinan adanya aliran lahar.
Gunung api tertinggi di provinsi Sumatera Utara tersebut memang sudah mengalami erupsi sejak 2013, meski tidak secara terus-menerus.
Karakter erupsi yang terjadi seperti letusan eksplosif disertai pembentukan kubah lava di bagian puncak.
Sumber : Kompas.com dan cnnindonesia.com