Gempa dengan kekuatan magnitudo 4,8 di Karangasem, Bali dirasakan kuat. Gempa itu pun dilaporkan merusak sejumlah rumah dan ada korban jiwa karena tertimbun longsor.
"Gempa ini menimbulkan kerusakan bangunan rumah di berbagai tempat di Kabupaten Karangasem dan sekitarnya. Gempa Rendang Karangasem ini tidak hanya berdampak menimbulkan kerusakan bangunan rumah, tetapi gempa juga memicu dampak ikutan (collateral hazard) seperti longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) di beberapa tempat," ucap Kepala Badan Mitigasi Mempa Bumi dan Bencana Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Daryono, dalam keterangannya, Sabtu (16/10/2021).
Menurut Daryono, gempa menyebabkan terjadinya longsor di kawasan pegunungan yang terdapat bukit dan tebing curam. Dilaporkan, longsor dan runtuhan batu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
"Dampak ikutan gempa kuat berupa longsoran dan runtuhan batu lazim terjadi, sehingga efek topografi semacam ini patut diwaspadai saat dan pasca gempa. Dampak ikutan yang dipicu gempa ini dilaporkan menyebabkan korban jiwa akibat tertimbun tanah longsor di Desa Trunyan, Kintamani," katanya.
Gempa yang terjadi pada Sabtu (16/10) pukul 04.10 WITa dengan pusat gempa di darat. Gempa itu disebut jenis gempa dangkal aktifitas sesar aktif di wilayah Rendang Karangasem.
"Dampak gempa berupa guncangan berdasarkan laporan masyarakat dirasakan di wilayah Karangasem, Denpasar, dan Lombok Utara dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Negara, Tabanan, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur dalam skala intensitas III MMI," katanya.
Usai gempa tersebut, terjadi beberapa kali gempa susulan. Tercatat, terdapat tiga kali aktifitas gempa susulan dengan kekuatan di bawah M 4,8.
"Hingga pukul 7.30 WIB pagi ini, hasil monitoring BMKG menunjukkan ada 3 aktivitas gempa susulan (aftershock) magnitudo 3,8 (dirasakan di Karangasem III MMI), magnitudo 2,7 dan magnitudo 1,7 yang terjadi pada pukul 3.52 WIB," katanya.
sumber : detik.com