Warga Lumajang, korban erupsi Semeru, mengungkapkan rasa trauma dan enggan kembali ke rumah akibat erupsi Semeru.
Ngatemi, warga Dusun Supit Urang, Desa Sumbersari, mengatakan takut terjadi erupsi susulan yang lebih besar.
"Semua hewan ternak masih disana, tolong dibantu rumahnya, anak masih kecil, suami juga jauh, tolong dibantu," kata Ngatemi kepada wartawan Sugiarto yang melaporkan kepada BBC News Indonesia di Lumajang, Minggu (15/12).
Ngatemi dan lima anggota keluarganya menyelamatkan diri menuju lokasi pengungsian.
"Rumah tidak bisa ditempati, semua habis tidak ada tersisa. Tolong pemerintah, tolong cepat, kasihan anak-anak masih kecil, ini sudah yang kedua kali. Kami buth air bersih, sembako," katanya.
Senada, korban lainnya dari Desa Oro-oro Ombo, Siti Mudmainan tidak akan kembali ke rumah sementara waktu hingga status Gunung Semeru kembali stabil.
"Trauma, kita waspada ada susulan, sementara bertahan dulu cari aman, lihat situasi," kata Siti.
Di pengungsian, Siti, anak-anaknya, dan penyintas lain berharap bantuan dari pemerintah.
"Kami butuh makanan, alat tidur, pakaian dan minuman untuk anak anak, tadi malam hanya makan mie instan satu mangkuk, tadi ada makanan ringan, dari Ibu Mensos," kata Siti.
"Kami tidak bawa apa-apa dari rumah, langsung lari saja, takut kena hujan lumpur, kondisi rumah tidak tahu bagaimana," ujarnya.
Sementara itu, warga terlihat dalam rekaman video menyelamatkan diri dengan latar kepulan asap tebal dari Gunung Semeru.
Upaya evakuasi terhambat tebalnya asap, putusnya listrik dan hujan deras selama erupsi sehingga mengakibatkan kondisi jalan berlumpur.
Sumber : bcc