Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mengklarifikasi soal laporan data yang menyebutkan bahwa korban meninggal akibat gempa Cianjur mencapai 162 orang pada Senin (21/11) malam.
Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com pada Selasa (22/2) pagi, call center BPBD Kabupaten Cianjur memastikan perkembangan data korban masih mengikuti laporan data yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni ada 62 orang yang dilaporkan meninggal dunia.
"Jadi sebelumnya ada laporan dari kepala desa yang terdampak, di desa Gasol, Kecamatan Cugenang, dan juga belum meninjau lokasi kejadian tersebut. Beliau memperkirakan ada 100 orang yang di desanya itu yang meninggal dunia," kata petugas.
BPBD Kabupaten Cianjur, tim gabungan, serta relawan, akan bergerak menuju desa Gasol untuk mengevakuasi warga, sekaligus memvalidasi laporan sebelumnya. Ia juga mengingatkan dalam kondisi seperti ini, laporan data masih sangat dinamis.
"Jadi menggunakan 62 data laporan korban meninggal dari BNPB ya. Saat ini seperti itu saja ya, kemungkinan data nanti juga bisa berubah kembali," ujarnya.
Terpisah, Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya juga telah mengklarifikasi bahwa perkembangan laporan data kematian korban gempa di Cianjur sementara masih 62 orang.
"Data tervalidasi di BNPB masih di angka 62 sesuai rilis. Kami sudah crosscheck surat tersebut, dari BPBD menyampaikan tambahan 100 korban meninggal dunia belum bisa diverifikasi. Apabila ada perubahan data akan kami update lebih lanjut," kata BNPB.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya mengungkapkan jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 162 jiwa. Ia memperoleh data itu dari BPBD Cianjur per Senin pukul 21.00 WIB.
Selain korban tewas, laporan BPBD tersebut juga mencatat gempa tersebut juga menyebabkan 362 orang luka ringan hingga berat, 2.345 rumah rusak berat, dan 13.400-an orang mengungsi.
Sementara laporan BNPB sebelumnya mencatat korban jiwa akibat gempa yang terjadi di Cianjur berjumlah 62 orang. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut jumlah korban jiwa itu berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin pukul 19.34 WIB.
Abdul juga melaporkan terkait kerusakan bangunan, sebanyak 2.272 rumah rusak, 1 unit pondok pesantren rusak berat, 1 RSUD Cianjur rusak ringan, 4 unit gedung pemerintah rusak, 3 unit sarana pendidikan rusak, 1 unit sarana ibadah rusak
Ia mengatakan kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor. Sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak, dan di Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak.
Sumber : Cnn. Indonesia