Detail Info Terkini

Sahabat Peduli, beberapa tahun terakhir wilayah Indonesia seringkali dilanda cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

Dilansir dari laman BMKG, fenomena Lanina yang menyebabkan cuaca ekstrem ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut pada awal tahun 2023.

Yang perlu diwaspadai dari terjadinya Lanina ini adalah adanya penyakit-penyakit yang seringkali muncul pada musim hujan, seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan lainnya.

Yu simak artikel ini mengenai apa itu La Nina, Gejala, dan Dampak dari La Nina

Pengertian La Nina

Mengutip situs BMKG, La Nina adalah fenomena naiknya suhu muka laut (SML) di mana bagian tengah Samudera Pasifik mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Gejala La Nina

Peningkatan intensitas hujan umumnya menjadi gejala terjadinya La Nina. Faktor itu kemudian mendorong suhu menjadi lebih dingin daripada normalnya, tepatnya di Samudra Pasifik bagian tengah.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya menegaskan BMKG telah memprediksi fenomena La Nina ini karena sudah memasuki musim hujan.

"Sekarang ini kita lihat memang karena sudah masuk musim penghujan, apalagi BMKG sudah memprediksi ada fenomena La Nina," ucap Nyoman pada Jumat (7/10/2022), dikutip dari detikBali.

"Makanya kita lihat curah hujan bertambah dan sekarang ini sebagian besar masih pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Walaupun sudah di musim hujan, tapi sebagian besar masih pada masa peralihan musim," imbuhnya.

Dampak Fenomena La Nina

Fenomena La Nina mengakibatkan terjadinya pendinginan suhu di Samudra Pasifik tengah, maka mengurangi pertumbuhan awan. Hal ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Akibat curah hujan yang tinggi tadi turut meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.
 

Sumber : detik.com

Share:

Tags: