Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara mengatakan banjir menerjang puluhan desa yang tersebar di 8 kecamatan. Sebanyak 2.311 warga terpaksa mengungsi di empat titik pengungsian.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Aceh Utara Mulyadi mengatakan banjir yang terjadi sejak tiga hari terakhir semakin meluas dengan ketinggian air bervariasi.
"Data sementara, sebanyak 21.389 jiwa dari 4.234 keluarga terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, 2.311 jiwa dari 649 keluarga mengungsi di empat titik. Banjir merendam 904 rumah warga," kata Mulyadi dikutip dari Antara.
Dari delapan kecamatan tersebut, kata Mulyadi, banjir tertinggi terjadi di Kecamatan Langkahan. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai tiga meter. Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul sungai Krueng Arakundo.
"Banjir di Kecamatan Langkahan meliputi dua desa yakni Desa Geudumbak dan Desa Buket Linteung. Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam fasilitas publik seperti sekolah dan dayah," ujarnya.
Sedangkan tujuh kecamatan lainnya di Kabupaten Aceh Utara yakni Kecamatan Tanah Luas meliputi tiga desa, Kecamatan Matang Kuli 19 desa terdampak, Kecamatan Pirak Timu dengan 14 desa.
Kemudian, Kecamatan Lhoksukon sebanyak 13 desa, Kecamatan Samudera, Kecamatan Sawang dan Kecamatan Banda Baro masing-masing satu desa, kata Mulyadi.
"Jumlah desa di delapan kecamatan yang terendam banjir hingga saat ini mencapai 54 desa. Ketinggian air bervariasi antara 30 sampai 100 sentimeter, sementara untuk Kecamatan Langkahan mencapai tiga meter," katanya.
Mulyadi mengatakan banjir juga menyebabkan 630 hektare lahan persawahan milik warga Kecamatan Matang Kuli terendam dan terancam gagal panen.
"Kami mengimbau masyarakat l tetap waspada dan tidak panik. Tim BPBD terus memantau wilayah rawan banjir serta mempersiapkan penanganan tanggap darurat banjir," ujarnya.
Sumber : cnnindonesia