Kerusakan akibat gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) ditaksir mencapai Rp 4 triliun. Jumlah tersebut merupakan hitungan kasar kerusakan yang meliputi rumah, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, infrastruktur, dan kerusakan bangunan lainnya. Disisi lain, selain kehilangan rumah dan harta benda, banyak penyintas kehilangan mata pencariannya.
Berdasarkan informasi hasil observasi dan wawancara di lapangan, banyak kepala keluarga mengeluhkan kehilangan pekerjaannya, sehingga banyak dari mereka mencari alernatif lain yang paling memungkinkan dilakukan saat ini, salah satunya menjadi pelaku UMKM usaha kecil.
Pak Ade Rustandi, salah satu pelaku UMKM mikro mengatakan, “sebelumnya saya tidak berjualan, karena kondisi yang masih terus terjadi gempa, saya khawatir meninggalkan keluarga, jadi dengan sisa uang seadanya dan sisa barang-barang berharga yang bisa saya jual, saya jadikan modal untuk buka warung es, baslub, dan basreng, supaya bisa melanjutkan hidup dan menafkahi anak istri saya.”
Tidak hanya Pak Ade, banyak pernyataan serupa dari keluarga lainnya akan hal itu.
Pasca bencana terjadi, ekonomi penyintas sudah pasti terdampak dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat pulih kembali. Dengan sisa harta yang dimiliki, seadanya, para kepala keluarga harus berputar otak mencari alternatif pekerjaan agar tetap bisa menghidupi keluarganya ke depan.
Untuk itu, melalui program Modal Usaha (MODUS) Pedagang Kecil, Karawang Peduli menghimpun modal untuk membantu UMKM dan memulihkan ekonomi keluarga di Cianjur. Saat ini, sekitar 16 pelaku UMKM usaha kecil dari beberapa desa terdampak telah dibantu melalui program ini.
Diantara pelaku UMKM yang telah dibantu oleh Karawang Peduli yaitu Pak Ade Rustandi penjual baslub dan basreng, Ibu Ai Syamsiyah penjual es dan jajanan, Pak Dede Yusuf penjual es boba, Ibu Tati penjual gado-gado, Pak Effendi penjual kopi, Abah Pipik penjual bakso, Abah Ayi penjual bubur ayam, Ibu Halimah penjual nasi uduk, Pak Deni penjual pulsa, Abah Ghani penjual sembako, Ibu Aisyah penjual seblak, Ibu Nonis penjual kopi, Pak Rizki usaha bengkel, Ibu Juju penjual mie bakso, Pak Biyung usaha angkringan, dan Ibu Usu usaha warung makan.
Bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk modal usaha, tetapi juga dalam bentuk fasilitas usaha.
Hingga saat ini, bantuan untuk UMKM terus didistribusikan untuk membantu penyintas pulihkan ekonomi.