Korban jiwa akibat gempa Turki dan Suriah berkekuatan M 7,8 yang terjadi pada Senin (6/2/2023) terus bertambah dan telah mencapai lebih dari 7.800 orang.
Berdasarkan keterangan Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, korban tewas di negaranya telah mencapai 5.894 orang dan lebih dari 34.000 lainnya luka-luka.
Sementara itu, korban tewas di Suriah tercatat sebanyak 1.932 orang.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah berjuang melawan cuaca dingin dan berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat di bawah bangunan yang rata dengan tanah akibat gempa.
Gempa tersebut menimbulkan lebih banyak penderitaan di daerah perbatasan, yang sudah dilanda konflik. Orang-orang di jalanan membakar puing-puing untuk mencoba tetap hangat saat bantuan internasional mulai berdatangan.
Ketika skala bencana menjadi makin jelas, jumlah korban tewas tampaknya akan meningkat secara signifikan. Seorang pejabat PBB mengatakan ribuan anak mungkin telah meninggal.
Presiden Turki Tayyip Erdogan pun mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi.
Adapun, penduduk di beberapa kota Turki yang rusak menyuarakan kemarahan dan keputusasaan atas apa yang mereka katakan sebagai tanggapan yang lambat dan tidak memadai dari pihak berwenang terhadap gempa paling mematikan yang melanda Turki sejak 1999.
"Bahkan tidak ada satu orang pun di sini. Kami berada di bawah salju, tanpa rumah, tanpa apa pun," kata Murat Alinak, yang rumahnya di Malatya telah runtuh dan kerabatnya hilang. "Apa yang harus saya lakukan, ke mana saya bisa pergi?" katanya, dilansir Reuters, Rabu (8/2/2023).
Sumber : cnbcindonesia.com