Berikut fakta dan perjalanan karier Syekh Ali Jaber hingga menjadi pendakwah terkenal di Indonesia.
Seperti apa perjalanan kariernya? Mari disimak.
Sejak kecil, Syekh Ali Jaber mendapat bimbingan agama dari sang ayah. Di mana ayahnya merupakan penceramah agama yang mengharapkan Syekh Ali menjadi seperti dirinya.
1. Usia 10 tahun hafal 30 Juz Alquran.
Sejak kecil, juri Hafiz Indonesia itu sudah belajar Alquran. Pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghapal 30 juz Alquran. Bahkan pada usia 13 tahun, ia sudah mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.
2. Pendidikan
Syekh Ali Jaber yang kerap mengisi kajian di TV itu menempuh pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran.
3. Karier
Pada 2008, kala usianya menginjak 32 tahun, Syekh Ali Jaber terbang ke Indonesia. Ia menuju ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal. Di sana, ia menjadi guru tahfidz (hapalan) Quran, Imam salat, serta khatib.
Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus
4. Istri asal Lombok
Pemilik nama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber ini lahir di Madinah, Arab Saudi, pada 3 Februai 1976. Dia merupakan anak pertama dari 12 bersaudara dan menikah dengan Umi Nadia, wanita Indonesia asal Lombok, NTB, serta dikaruniai seorang anak bernama Hasan.
5. Penghargaan dari Presiden RI
Kehadiran Syekh Ali Jaber ternyata mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Hingga akhirnya ia mendapat penghargaan dari Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
6. Resmi WNI
Pada 2011, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Sejak saat itu, ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di tvOne dan menjadi juri Hafiz Indonesia. Tidak hanya itu, Syekh Ali juga mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber.
Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya. Meski sudah mendapat kepopuleran, sosoknya dikenal sangat rendah hati. Ia masih suka berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.