Kolom Inspirasi

Apakah kalian tahu bagaimana kisah Isra Miraj bermula? Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.

Peristiwa yang terjadi pada 27 Rajab di tahun ke delapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam.

Kisah perjalanan suci Nabi Muhammad Saw menembus langit ketujuh atau Sidratul Muntaha dalam semalam dengan menunggangi Buroq bagi masyarakat Arab zaman Jahiliah dinilai sebagai cerita yang tidak masuk akal. Namun, tidak bagi sahabat Abu Bakar Ash Shiqqiq. Dia merupakan orang pertama yang mengimani dan meyakini perjalanan suci Rasulullah Saw. Karena itu, Abu Bakar diberi gelar Ash Shiddiq artinya membenarkan.

Isra berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem menggunakan Buraq. Selama perjalanan, malaikat Jibril sempat mengajak Nabi Muhammad SAW singgah salat di beberapa tempat seperti Tayyibah, Madyan, Thursina serta Betlehem.

Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi ke Sidratul Muntaha bersama Malaikat Jibril.

Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi SAW menceritakannya melalui sabdanya, "Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan ia membawaku hingga sampai di Baitulmaqdis. Kemudian aku tambatkan ia pada tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi. Selanjutnya aku memasuki Masjidilaqsa dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu aku keluar dari Masjidilaksa datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya membawa dua buah cawan; yang satu berisikan khamar sedangkan yang lain berisikan susu’. Nabi Muhammad SAW memilih cawan yang berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata, 'Engkau telah memilih fitrah (yakni agama Islam).

Selama menapaki langit ketujuh, Rasulullah sempat bertemu dengan beberapa nabi. Rasulullah bertemu Nabi Adam di langit pertama Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam, di langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa, dilangit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf dan ternyata ia telah dianugerahi separuh daripada semua keelokan. Di langit ke empat bertemu dengan Nabi Idris, di langit ke lima bertemu dengan Nabi Harun, dilangit keenam bertemu dengan Nabi Musa, dimana setiap Nabi yang terdahulu masing-masing menyabut kedatangan & mendoakan kebaikan untuk Nabi Muhammad SAW.

Sampai lah dilangit ke tujuh malaikat mengetuk pintunya. Ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang ketujuh bagi kami; tiba-tiba Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kedapatan ia bersandar pada Baitulmakmur. Ternyata Baitulmakmur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, yang selanjutnya mereka tidak kembali lagi padanya. Kemudian malaikat Jibril hanya mampu mengantar Nabi Muhammad SAW sampai ke langit ketujuh. Dengan izin Allah SWT, beliau melanjutkan perjalanan samapai ke Sidratul Muntaha, yaitu tempat dimana Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT, kedapatan daun-daunnya bagaikan telinga-telinga gajah dan buah-buahan bagaikan tempayan-tempayan yang besar.  

Ketika semuanya tertutup oleh nur Allah, semuanya menjadi berubah. Maka kala itu tidak ada seorang makhluk Allah pun yang dapat menggambarkan keindahannya. Rasulullah saw melanjutkan kisahnya, maka Allah mewahyukan kepadaku secara langsung, dan Dia telah (mewajibkan) kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap hari. Setelah itu lalu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi Musa (langit yang keenam).

Maka Nabi Musa bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, 'Apakah yang diwajibkan oleh Rabbmu atas umatmu?' Nabi Muhammad SAW menjawab, 'Lima puluh kali salat untuk setiap harinya.' Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah keringanan dari-Nya karena sesungguhnya umatmu niscaya tidak akan kuat melaksanakannya; aku telah mencoba Bani Israel dan telah menguji mereka.' Rasulullah saw melanjutkan kisahnya, maka Nabi Muhammad SAW kembali kepada Rabb-Nya, lalu Nabi Muhammad SAW memohon, 'Wahai Rabbku, ringankanlah untuk umatku.' Maka Allah meringankan lima waktu kepada Nabi Muhammad SAW.   

Lalu Nabi Muhammad SAW kembali menemui Nabi Musa. Dan Nabi Musa bertanya, 'Apakah yang telah kamu lakukan?' Nabi Muhammad SAW menjawab, 'Allah telah meringankan lima waktu kepadaku.' Maka Nabi Musa bertanya, 'Sesungguhnya umatmu niscaya tidak akan kuat melakukan hal tersebut, maka kembalilah lagi kepada Rabbmu dan mintalah keringanan buat umatmu kepada-Nya.' Rasulullah melanjutkan kisahnya, maka Nabi Muhammad SAW masih tetap mondar-mandir antara Rabbku dan Nabi Musa, dan Dia meringankan kepada Nabi Muhammad SAW lima waktu demi lima waktu. 

Hingga akhirnya Allah berfirman, 'Hai Muhammad, salat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam; pada setiap salat berpahala sepuluh salat, maka itulah lima puluh kali salat. Dan barang siapa yang berniat untuk melakukan kebaikan, kemudian ternyata ia tidak melakukannya dituliskan untuknya pahala satu kebaikan. Dan jika ternyata ia melakukannya, dituliskan baginva pahala sepuluh kali kebaikan. Dan barang siapa yang berniat melakukan keburukan, lalu ia tidak mengerjakannya maka tidak dituliskan dosanya. Dan jika ia mengerjakannya maka dituliskan baginva dosa satu keburukan.' Setelah itu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi Musa, lalu aku ceritakan hal itu kepadanya.

Maka ia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah kepada-Nya keringanan buat umatmu, karena sesungguhnya umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Maka Nabi Muhammad SAW menjawab, 'Aku telah mondar-mandir kepada Rabbku hingga aku malu terhadap-Nya.'" (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim; dan lafal hadis ini berdasarkan Imam Muslim). Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Aku melihat Rabbku Azza Wajalla."

Sidratul Muntaha di langit ketujuh menjadi akhir perjalanan Nabi Muhammad menerima perintah Allah SWT.

Perintah yang diterima Rasulullah saat itu yaitu berupa perintah sholat 50 waktu dalam satu hari. Namun ketika menerimanya, Nabi Muhammad SAW diperingatkan oleh Musa untuk memperhatikan kemampuan ummatnya.

Maka saat itu, Nabi Muhammad SAW meminta keringanan pada Allah sehingga perintah sholat menjadi lima waktu dalam sehari. Sejak saat itulah ummat Muslim harus melakukan shalat wajib lima waktu.

Kisah ini semoga dapat mempertebal keimanan dengan tidak meninggalkan shalat lima waktu yang disyariatkan.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Demikian kisah Isra Miraj, perjalanan suci Nabi Muhammad SAW yang wajib diketahui umat Islam.

Share:

Tags: